-
PANGANDARAN KAYA BUDAYA
Kolaborasi Seni Sunda dan Jawa Diminati Turis
PANGANDARAN, (KP).- Masyarakat Kabupaten Pangandaran terdapat beberapa suku, ada suku sunda dan suku jawa, namun di antara kedua suku tetap akur dan damai, bahkan bakat seni mereka dari kedua suku tersebut dipadukan menjadi satu.
Kamboja, untuk kali ini bukan berarti nama negara melainkan singkatan dari Kampung Bojongjati, sebuah nama klub pagelaran seni kentongan yang terbuat dari bambu dipadukan dengan alat musik gamelan dan kendang dengan cara mengkolaborasikan seni Jawa dan Sunda sehingga menjadi musik yang enak didengar dan banyak diminati wisatawan asing yang datang ke Pangandaran.
Konon kesenian yang berdiri pada tahun 2006 pimpinan Suhadmin warga Dusun Bojongjati Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran asuhan H Moulin Sanusi SPdi. Dikatakan Suhadmin, kesenian musik bambu kentongan yang dipimpinnya pernah mendapatkan juara II tingkat nasional dan masih banyak lagi kejuaraan-kejuaraan yang lainnya yang diperoleh.
"Kami juga sering dipakai di setiap hajatan untuk menghibur para undangan, bahkan sampai ke luar daerah," ujarnya.
Ada yang unik dalam perawatan gamelan ini. Menurut Suhadiman, perawatan alat-alat gamelan satu sama lain sangat bertentangan dengan cuaca. Contohnya pada alat Kendang, apabila terkena panas dan kentongan terkena cuaca hujan bisa mempengaruhi suara dari alat tersebut, jadi kalau saat manggung dalam keadaan cuaca panas harus membawa air untuk menyiram kendang agar nada tetap stabil.
Diharapkan Suhadmin, pemerintah daerah mau peduli dengan kesenian yang Ia pimpin dalam hal promosi dan pengembangan seni budaya di Kabupaten Pangandaran.
Sementara itu, sejumlah masyarakat warga asli Pangandaran yang memiliki dua budaya dan dua bahasa sangat setuju, pemerintah daerah mengembangkan kolaborasi akulturasi dua budaya ini. Pasalnya, di daerah perbatasan seperti Pangandaran nyatanya dihuni oleh masyarakat dengan multi kultur, terutama dominasi sunda dan jawa.
Dua budaya tersebut tentuna memiliki seni budaya masing-masing. Sehingga apabila ada penggiat seni mengolaborasikan dua kebudayaan ini, sangat pantas pemerintah melestarikan atau bahkan menjadikan aset asli budaya lokal. "Ya, tentunya harapan kami pemerintah harus peduli terhadap pelestarian budaya ini,"ujar Sadiman, warga Pangandaran.
Di tempat terpisah Pj. Bupati Pangandaran, H. Endjang Naffandy saat mengunjungi sanggar seni Jenggala manik di Desa Margacinta Kecamatan Cijulang mengapresisasi dengan adanya musik kentongan tersebut. "Ya nanti kapan-kapan saya akan meninjau ke sana," ujarnya
Berita Pangandaran Lainnya
-
Kai Da Op 1 Menyapa Pelanggan Untuk Memperingati Hari Pelanggan Nasional
JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta pada hari Rabu merayakan Hari Pelanggan Nasional (Harpelnas) yang diperingati setiap tanggal 4
-
Tim SAR Mencari Dua Nelayan Yang Tenggelam Di Perairan Pulau Monyet.
Labuan Bajo - Tim SAR gabungan mencari dua nelayan yang diduga tenggelam di perairan Pulau Kera Labuan Bajo, Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
-
Jadwal Dan Harga Tiket Kereta Api Dari Stasiun Gambill
Error, text is too long or too short
-
Ombudsman RI Dukung Pembentukan Desa Ramah Pelayanan Publik
JAKARTA - Ombudsman RI mendukung pembentukan Desa Ramah Pelayanan Publik di Provinsi Jawa Barat dan berharap program ini dapat diterapkan secara nasional untuk mewujudkan Indonesia