JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi adanya gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,4 di wilayah Salmi, Provinsi Papua, yang disebabkan oleh aktivitas sesar naik (uplift fault) di Zona Sesar Naik Mamberamo pada kedalaman 50 km. "Jika ditinjau dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar naik di zona Anjak Mamberamo," kata Direktur Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, di Jakarta, Minggu. Dia menambahkan bahwa hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini merupakan jenis gempa bumi dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

Daryono juga memutakhirkan informasi gempa bumi yang semula berkekuatan 6,5 SR di wilayah timur laut Kobaguma, Pegunungan Papua, menjadi 6,4 SR di wilayah Bongo, Salmi, Papua.

"Pusat gempa terletak pada koordinat 2.96° LS, 139.42° BT, tepatnya 1 km di selatan Bongo, Salmi, Papua, di daratan, dan parameternya dimutakhirkan menjadi magnitudo 6,4," jelasnya. Dia mencatat bahwa gempa bumi tersebut berdampak dan dirasakan dalam skala intensitas III-IV MMI (modified Mercalli intensity) di wilayah Kabupaten Jayapura.

Gempa juga dirasakan di Kota Jayapura, Salmi dan Wamena dalam skala intensitas III MMI (terasa getaran di dalam rumah. (Terasa seperti ada truk yang lewat).

Hingga pukul 00.42 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu aktivitas gempabumi susulan (aftershock). "Belum ada laporan mengenai dampak kerusakan akibat gempa bumi ini.

Daryono mengimbau masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.

"Sebelum kembali ke dalam bangunan, periksa dan pastikan bahwa bangunan yang Anda tempati cukup tahan gempa dan tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang dapat membahayakan kestabilan bangunan," katanya.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak jelas sumbernya.