-
Masjid Agung As-Salafi Kalingin Yang Berusia 138 Tahun, Masih Terawat Dengan Baik.
Pandeglan - Dibangun oleh ulama kharismatik Syekh Asnawi bin Syekh Abdurrahman, Masjid Agung As-Salafi Kalingin di Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglan, Provinsi Banten, kini telah berusia 138 tahun dan tetap terjaga kondisinya hingga kini.
"Masjid ini dibangun pada tahun 1886, atau tiga tahun setelah letusan Gunung Krakatau tahun 1883," ujar Ustadz H. Mumm Asnawi, cucu Syekh Asnawi sekaligus Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Agung As-Salafi Kalingin, pada hari Kamis (11/12) di Pandeglang.
Masjid Agung Salafi merupakan bukti sejarah penyebaran Islam di Provinsi Banten, dengan empat lembaga pendidikan di sekitar masjid yang juga mengkhususkan diri pada pesantren al-Quran. Saat ini, selama bulan Ramadhan (bulan puasa) 2024, masjid ini menjadi tempat berbagai kegiatan keagamaan masyarakat setempat, seperti berbuka puasa bersama, salat berjamaah, dan mengaji.
Mereka beribadah setiap bulan Ramadan penuh untuk melaksanakan salat tarawih dan membaca Alquran.
Kapasitas masjid untuk salat Jumat dapat menampung 500 jamaah, ditambah dengan jamaah dari luar daerah.
"Kami dan warga di sini sangat menjaga masjid ini," tambah Ustadz Mumm.
Menurutnya, lokasi masjid As Salafi pada masa penjajahan Belanda merupakan kediaman deman atau bupati Kalingin.
Oleh karena itu, lokasi masjid berada di desa Pedamangan, pusat pemerintahan provinsi Banten Kulon atau kabupaten Kalingin.
Masjid Agung Assalam dibangun kembali setelah tersapu oleh tsunami akibat letusan Gunung Krakatau pada tanggal 23 Agustus 1883.
Pada saat terjadi bencana meletusnya Gunung Krakatau yang disertai tsunami, masyarakat Kalingin diperintahkan oleh Syekh Asnawi bin Syekh Abdurrahman untuk mengungsi ke Desa Murui di Kecamatan Menes atau sekitar 15 km dari situ.
Setelah letusan Gunung Krakatau selesai, masyarakat kembali ke Kalingin dan membangun Masjid Agung Assalam.
Masjid Agung As-Salafi, yang terdaftar sebagai situs cagar budaya, kini telah dipugar beberapa kali.
Pada restorasi pertama, yang berlangsung antara tahun 1980 dan 1986, atap dan lantai masjid direnovasi dan generator, kamar mandi, toilet, dan tandon air ditambahkan.
Pada tahun 2000, restorasi kedua dilakukan, yang meliputi penggantian tiang soco-gul, kusen jendela dan pintu, pengecatan dinding, perbaikan mimbar dan tangga, serta penambahan ruang pertemuan.
Pemugaran ketiga pada tahun 2005 melibatkan pemasangan paving block dan perbaikan halaman masjid.
Pada tahun 2021, dinding ruang utama masjid diperbaiki dan masjid dicat ulang.
Saat ini, bangunan dan fasilitas pendukung Masjid Agung As-Salafi dalam kondisi baik, termasuk mimbar dengan ukiran kaligrafi yang diperkirakan berasal dari abad ke-18.
"Baru-baru ini, Masjid Agung As Sarafi menjadi subjek survei selama seminggu oleh tim dari Cagar Budaya Banten.
Berita Pangandaran Lainnya
-
Kai Da Op 1 Menyapa Pelanggan Untuk Memperingati Hari Pelanggan Nasional
JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta pada hari Rabu merayakan Hari Pelanggan Nasional (Harpelnas) yang diperingati setiap tanggal 4
-
Tim SAR Mencari Dua Nelayan Yang Tenggelam Di Perairan Pulau Monyet.
Labuan Bajo - Tim SAR gabungan mencari dua nelayan yang diduga tenggelam di perairan Pulau Kera Labuan Bajo, Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
-
Jadwal Dan Harga Tiket Kereta Api Dari Stasiun Gambill
Error, text is too long or too short
-
Ombudsman RI Dukung Pembentukan Desa Ramah Pelayanan Publik
JAKARTA - Ombudsman RI mendukung pembentukan Desa Ramah Pelayanan Publik di Provinsi Jawa Barat dan berharap program ini dapat diterapkan secara nasional untuk mewujudkan Indonesia