-
Prof UI Penemuan Artefak Hindu Saiwa Abad Ke-7 Di TNUK.
Suran - Guru besar arkeologi UI Agus Aris Munandar memperkirakan benda yang diduga benda cagar budaya (BCB) yang ditemukan di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Pandeglan, Banten, merupakan peninggalan dari masa Hindu Saiwa sekitar abad ke-7 Masehi. “Dari sisi arkeologi, ini merupakan penemuan yang sangat penting dan menunjukkan bahwa ada pengaruh awal budaya India di Jawa dan ditemukan di Taman Nasional Ujung Kulon,” demikian hasil diskusi kelompok terfokus Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah 8 di Surabaya, Jumat. Diskusi Kelompok Terfokus (DKT), setelah itu ia menyatakan. Temuan tersebut antara lain dua kepala arca, lima batu berbentuk cakar dan batu lurumpang. Dia menjelaskan bahwa agama Hindu Saiva berkembang di Jawa Tengah pada abad ke-8 dan pengaruh budaya India sudah ada di Ujung Kulon sebelum itu. Mengapa Ujung Kulon dipilih, menurut Agus, karena dari sisi pelayaran, jika datang dari arah barat, maka akan singgah di bagian barat Jawa, yaitu Pulau Panaitan dan Ujung Kulon. “Dahulu pelayaran tidak melewati Selat Malaka, tetapi menyusuri pantai barat Sumatera, dan akhirnya singgah di bagian barat Jawa, yaitu Panaitan dan Ujung Kulon,” jelasnya.
Agus mengatakan bahwa lokasi tersebut ditinggalkan karena kurangnya dukungan, termasuk kurangnya jumlah penduduk, sehingga terjadi pergeseran ke arah timur dari daerah Ujung Kulon.
“Bergeser ke timur dari daerah Ujung Kulon dan berhenti di Pangandaran, di Batu Khalde.
Dari sana bergeser ke timur lagi ke Jawa Tengah, di mana agama Hindu lebih berkembang. Dengan kata lain, sebuah budaya dapat berkembang jika memiliki pendukung. Tanpa penduduk, ia tidak akan bisa berkembang,” katanya.
Tahap selanjutnya dari diskusi ini adalah menyepakati bahwa temuan ODCB di TNUK perlu dilestarikan dengan cara memindahkannya dari TNUK ke museum milik pemerintah daerah.
Sementara itu, Rita Rahmiati, kepala BPK Wilayah 8, menambahkan bahwa penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai artefak-artefak tersebut.
Ardi Andono, Kepala Balai Besar TNUK, memuji BPK Wilayah 8 atas penemuan artefak ODCB di TNUK yang penting untuk menjelaskan sejarah Ujung Kulon. "Kami sangat berterima kasih kepada BPK Wilayah 8 yang telah berupaya mengungkap benda-benda yang diduga cagar budaya di TNUK. Ini penting karena mengungkap seperti apa sejarah TNUK itu sendiri dulunya dan mengapa budayanya begitu kental sampai sekarang, ini tabir yang sekarang sudah terbuka,” katanya.
“Program penyelamatan dan penelitian lebih lanjut ini membutuhkan koordinasi yang lebih intensif dengan TNUK, BRIN, akademisi, dan instansi terkait lainnya,” katanya.
Aldi mengatakan bahwa TNUK terbuka untuk bekerja sama dan berkolaborasi dengan BPK Wilayah 8.
Perwakilan dari Departemen Arkeologi UI, Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Program Studi Ilmu Sejarah Untirta, Program Studi Ilmu Sejarah UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, BRIN, dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Banten hadir dalam diskusi tersebut.
Berita Pangandaran Lainnya
-
Kai Da Op 1 Menyapa Pelanggan Untuk Memperingati Hari Pelanggan Nasional
JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta pada hari Rabu merayakan Hari Pelanggan Nasional (Harpelnas) yang diperingati setiap tanggal 4
-
Tim SAR Mencari Dua Nelayan Yang Tenggelam Di Perairan Pulau Monyet.
Labuan Bajo - Tim SAR gabungan mencari dua nelayan yang diduga tenggelam di perairan Pulau Kera Labuan Bajo, Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
-
Jadwal Dan Harga Tiket Kereta Api Dari Stasiun Gambill
Error, text is too long or too short
-
Ombudsman RI Dukung Pembentukan Desa Ramah Pelayanan Publik
JAKARTA - Ombudsman RI mendukung pembentukan Desa Ramah Pelayanan Publik di Provinsi Jawa Barat dan berharap program ini dapat diterapkan secara nasional untuk mewujudkan Indonesia